1. MENARA
KUDUS
Bukti Sejarah berupa bangunan:
Pada tahun 1458 M, Sunan Kudus membangun rumah
untuk kediaman diri dan keluarganya di daerah yang jaraknya kurang lebih 250m
Utara Menara Kudus. Daerah itu kemudian dinamakan Langgar Dalem (Langgar
artinya rumah, Dalem artinya pribadi). Bekas rumah tersebut kemudian dijadikan
masjid yang disebut masjid Suranata atau sekarang lebih dikenal sebagai masjid
Langgar Dalem. Kemudian sesuai prasasti di atas mihrab masjid Menara Kudus yang menunjuk angka tahun 956 H bertepatan dengan tahun 1549
M adalah tahun yang menjadi tonggak sejarah bagi terbentuknya pemerintah di
Kudus, sebagai negeri di bawah perlindungan kerajaan Demak. Dalam memerintah,
Sunan Kudus menerapkan agama dan negeri dengan prinsip Islam, sesuai yang
diajarkan oleh Rasulullah. Berdasarkan fakta sejarah itu, setelah melalui
proses penelitian, diskusi dan seminar, disepakati tanggal 23 September 1549 M
bertepatan dengan tanggal 1 Ramadlan 956 H dtetapkan sebagai Hari Jadi Kota
Kudus dengan PERDA Nomor 11 Tahun 1990 bertanggal 6 Juli 1990 di era kepemimpinan
Bupati Kolonel Soedarsono.
Masjid Al Aqsa dan daerah sekitanya seperti: Kauman, Kerjasan,
Demangan, Janggalan, Damaran dan Kajeksan kemudian berkembang menjadi pusat
kegiatan keagamaan, kemasyarakatan dan pemerintahan. Dan pondok-pondok pesantren
berkembang di sana.
2.
MAKAM
KERAMAT MASIN RADEN AU DEWI NAWANGSIH DAN RADEN BAGUS RINANGKU
Bukti Sejarah berupa makam:
Adanya
maka keramat tersebut berawal dari cerita Sunan Muria yang lebih dikenal dengan
Raden Umar Said. Raden Ayu Dewi Nawangsih adalah putri dari kanjeng Sunan Muria
yang dulunya tinggal di sekitar Gunung Muria yang sekarang lebih dikenal dengan
Desa Colo. Raden Ayu Dewi Nawangsih terlibat masalah denga Raden Bagus Rinangku
yang tidak lain adalah murid ngaji kanjeng Sunan Muria, Kanjeg sunan tidak
menyukai hal itu bahkan sampai melarang putrinya untuk berhubungan dengan Raden
Bagus Rinangku. Namun karena begitu besar rasa cinta diantara mereka dan mereka
sudah tidak bisa dipisahkan lagi, dan akhirnya kanjeng sunan mengusir mereka
berdua dari tanah Gunung Muria. Mereka pergi meninggalkan Gunung Muria dan
menuju kearah selatan dan tiba disebuah dukuh kecil yang sekarang sudah dikenal
sebagai dukuh masin. Raden Ayu Dewi Nawangsih dan Raden Bagus Rinangku akhirnya
tinggal ditempat itu sampai akhir hayatnya dan dimakamkan didusun itu. Dan
sampai sekarang makam mereka masih dikramatkan dan banyak orang-orang dari luar
daerah yang biasa berziarah ke makam itu. Mereka memiliki tujuan
sendiri-sendiri ketika hendak berziarah ke tempat itu. Di dukuh masin itu
sendiri menganggap makam keramat Raden Ayu Dewi Nawangsih dan Raden Bagus
Rinangku sebagai punden desa yang dihormati oleh penduduk sekitar makam.
0 Komentar untuk "BUKTI SEJARAH DI KUDUS"