Kata
Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakat.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosenyang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan kita tentang bencana alam dan kemiskinan di Negara kita.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosenyang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan kita tentang bencana alam dan kemiskinan di Negara kita.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Kudus,
Oktober 2015
Penyusun
COVER.............................................................................................................................
1
KATA PENGANTAR ....................................................................................................
2
DAFTAR
ISI
.................................................................................................. 3
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 4
B.
Fakta
Atau Data Yang Mendukung..........................................................................
4
Ø Fakta Yang Mendukung Bencana Alam...................................................................
4
Ø Fakta Yang Mendukung Kemiskinan........................................................................
5
C.
Alasan
Mengambil Judul...........................................................................................
5
BAB II MASALAH...................................................................................................
6
A. Rumusan Masalah .................................................................................................... 6
BAB III TUJUAN .......................................................................................................
7
A.
Devinisi
Kemiskinan ................................................................................................. 7
B.
Faktor
Penyebab Kemiskinan Dan Bencana Alam....................................................
7
C.
Unsur
Penyebab Bencana Alam Dan Kemiskinan...................................................
7
BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................................
8
A. Landasan Teori ....................................................................................................... 8
B.
Kemiskinan .......................................................................................................
8
Ø Faktor Penyebeb Kemiskinan....................................................................................
9
C.
Bencana
Alam ......................................................................................................
10
Ø Bencana Alam Indonesia.........................................................................................
10
Ø Jenis-Jenis Bencana Alam di
Indonesia....................................................................
11
D. Hubungan Topic 1 dan Topic 2................................................................................
13
BAB V PENUTUP.....................................................................................................
15
A.
Kesimpulan
....................................................................................................... 15
B.
Saran .......................................................................................................
15
C.
Daftar
Pustaka .......................................................................................................
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Sejumlah
bencana alam yang terjadi di Indonesia sejak awal tahun terakhir telah memicu
kemiskinan baru. Hal tersebut pula yang kemudian menyebabkan jumlah penduduk
miskin mengalami kelambatan pengentasan.Sampai saat ini jumlah penduduk miskin
di Indonesia masih tinggi.
kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang
tidak sanggup untuk memelihara dirinya sendirinya yang sesuai dengan taraf
kehidupan kelompoknya dan juga tidak mampu untuk memanfaatkan tenaga mental
maupn fisiknya dalam kelempok tersebut.
Menurut sejarah keadaan kaya dan miskin berdampingan tidak merupakan problema sosial sampai saat nya perdagangan berkembang pesat dan timbul nya nilai nilai social yang baru dengan berkembang nya perdagangan ke seluruh dunia dan di terapkannya taraf kehidupan tertentu sebagai suatu kebiasaan masyarakat.
Menurut sejarah keadaan kaya dan miskin berdampingan tidak merupakan problema sosial sampai saat nya perdagangan berkembang pesat dan timbul nya nilai nilai social yang baru dengan berkembang nya perdagangan ke seluruh dunia dan di terapkannya taraf kehidupan tertentu sebagai suatu kebiasaan masyarakat.
Kemiskinan
merupakan hal yang kompleks karena menyangkut berbagai macam aspek seperti hak
untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya.
Agar kemiskinan di Indonesia dapat menurun diperlukan dukungan dan kerja sama
dari pihak masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini.
Melihat kondisi negara Indonesia yang masih memiliki angka kemiskinan tinggi.
B.
FAKTA ATAU DATA YANG
MENDUKUNG
Ø Fakta yang mendukung bencana alam
Bencana alam adalah bencana yang di akibatkan oleh pristiwa
yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,gunung
meletus,banjir,tanah longsor,kekeringan dan angin topan. Bencana nonalam adalah
bencana bencana yang diakibatkan oleh pristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam
antara lain berupa teknologi,gagal modernisasi epidemic dan wabah penyakit.
Bencana susial adalah bencana yang diakibatkan oleh pristiwa yang diakibatkan
oleh manusia, yang mengakibatkan konflik social antara kelompok atau antar
komunitas masyarakat dan terror.
·
Bencana alam juga dapat
dikelompokkan menjadi sebagai berikut :
1.
Bencana alam meteorology
Bencana alam meteorology atau hidrometeorologi berhubungan
dengan iklim. Bencana ini umumnya tidak terjadi pada suatu tempat yang khusus,
walaupun ada daerah-daerah mendrita banjir musiman, kekeringan atau badai
tropis dikenal terjadi pada daeerah-daerah tertentu.
2.
Bencana alam geologi
Bencana alam geologi adalah bencana alam yang terjadi
permukaan bumi seperti gempa bumi,tanah longsor,dan gunung meletus. Gempa
bumidan gunung meletus terjadi hanya sepanjang jalur-jalur pertemuan lempeng
tektonik di darat atau lantai samudra. Contoh bencana alam geologi yang paling
umum adalah gempa bumi,tsunami, dan gunung eletus.
Ø Fakta yang medukung kemiskinan
Kemiskinan
lazimnya dilukis sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup
yang pokok.Dikatakan dibawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok,seperti pangan,pakaian,tempat
berteduh dan lain-lain.garis kemiskina yang menentukan batas minimum pendapatan
yang diperlukan untuk memenuhi kebutan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga
hal:
1.
Persepsi manusia
terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan.
2.
Posisi manusia di
lingkungan sekitar.
3.
Kebutuhan objektif
manusia untuk biahidup secara manusiawi.
C.
ALASAN MENGAMBIL JUDUL
Alasan saya
mengambil judul ini karena kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh
berbagai hal antara lain rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya
kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan,
gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Selama ini berbagai upaya
telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan
pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan
sebagainya.
Kemiskinan merupakan hal yang kompleks karena
menyangkut berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan,
kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya. Agar kemiskinan di Indonesia
dapat menurun diperlukan dukungan dan kerja sama dari pihak masyarakat dan
keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini. Melihat kondisi negara
Indonesia yang masih memiliki angka kemiskinan tinggi.
BAB II
MASALAH
A . RUMUSAN MASALAH
Dari latarbelakang diatas, untuk
lebih memfokuskan pembahasan mengingat apa yang akan dijadikan topic pembahasan
adalah tentang masalah bencana alam dan kemiskinan, maka penulis merumuskan
beberapa rumusan masalah antara lain :
1.
definisi kemiskinan dan
bencana alam.
2.
Factor-factor penyebab
timbulnya kemiskinan dan bencana alam.
3.
Unsur-unsur kemiskinan
dan bencana alam.
BAB III
TUJUAN
A.TUJUAN
1.
Mengetahui definisi kemiskinan.
2. Mengetahui factor-faktor penyebab bencana alam dan timbulnya kemiskinan.
3. Mengetahui unsur-unsur penyebab bencana alam dan kemiskinan.
2. Mengetahui factor-faktor penyebab bencana alam dan timbulnya kemiskinan.
3. Mengetahui unsur-unsur penyebab bencana alam dan kemiskinan.
A. Definisi kemiskinan
Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problem
yang muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat di Negara Negara
berkembang masalah kemiskinan ini menuntut adanya upaya pemecahan masalah
secara berencana ,terintegrasi dan menyeluruh dalam waktu yang singkat, upaya
pemecahan kemiskinan tersebut sebagai upaya untuk mempercepat proses
pembangunan yang selama ini sedang di lakukan
Istilah kemiskinan sebenarnya bukan merupakan suatu hal yang asing dalam kehidupan kita, kemiskinan yang di maksud disini adalah kemiskinan ditinjau dari sisi material (ekonomi).
Istilah kemiskinan sebenarnya bukan merupakan suatu hal yang asing dalam kehidupan kita, kemiskinan yang di maksud disini adalah kemiskinan ditinjau dari sisi material (ekonomi).
B. Faktor penyebab bencana alam dan
timbulnya kemiskinan
Bencana alam yang sisebabkan oleh erosi tanah,aktivitas
seismic,tekanan udara,dan arus laut.kejadian-kejadian alam terjadi sejak bumi
mulai membentuk dan terus menyebabkan kerusakan serius dan korban jiwa di
seluruh dunia. Akar penyebab banyak sejumlah bencana alam yang terjadi di
Indonesia sejak awal satu tahun terakhir telah memicu kemiskinan baru. Hal
tersebut pula yang kemudian menyebabkan jumlah penduduk miskin mengalami
kelambatan pengentasan. Sampai saat ini jumlah penduduk miskin di Indonesia
masih tinggi.
C. Unsur-unsur penyebab bencana
alam dan kemiskinan
Dilihat dari aspek kesejahteraan hidup, masyarakat korban
bencana sangatlah rentan. Kondisi yang demikian disebabkan hilangnya harta
benda meraka miliki. Selain itu, usaha pemenuhan hidup akan terganggu mengingat
mata pencaharian yang selama ini dilakukan ikut rusak akibat adanya bencana.
Kemiskinan yang
disebabkan Aspek Bencana. Apabila tidak segera diatasi sama saja hanya akan
menimbulkan beban bagi masyarakat umum lainnya. Mereka yang kena bencana alam,
umumnya tidak mempunyai tempat tinggal bahkan sumber daya alam yang mereka
miliki sebelumnya habis oleh pengikisan bencana alam. Kemiskinan yang
disebabkan bencana alam biasanya pihak pemerintah mengambil atau menempuh dua
cara. Pertama, sebagai pertolongan sementara diberikan bantuan secukupnya.
Kedua, mentransmigrasikan mereka ke tempat-tempat lain yang lebih aman dan memungkinkan
mereka hidup layak.
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
LANDASAN
TEORI
B.Kemiskinan
Dari berbagai sudut pandang tentang
pengertian kemiskinan, pada dasarnya bentuk kemiskinan dapat dikelompokkan
menjadi tiga pengertian, yaitu:
1.
Kemiskinan
Absolut. Seseorang dikategorikan termasuk ke dalam golongan miskin absolut
apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup minimum, yaitu: pangan, sandang, kesehatan, papan, dan
pendidikan.
2.
Kemiskinan
Relatif. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas
garis kemiskinan tetapi masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.
3.
Kemiskinan
Kultural. Kemiskinan ini berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok
masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun
ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
Keluarga miskin adalah pelaku yang
berperan sepenuhnya untuk menetapkan tujuan, mengendalikan sumber daya, dan
mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya. Ada tiga potensi yang perlu
diamati dari keluarga miskin yaitu:
1.
Kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan dasar, contohnya dapat dilihat dari aspek pengeluaran
keluarga, kemampuan menjangkau tingkat pendidikan dasar formal yang ditamatkan,
dan kemampuan menjangkau perlindungan dasar.
2.
Kemampuan
dalam melakukan peran sosial akan dilihat dari kegiatan utama dalam mencari
nafkah, peran dalam bidang pendidikan, peran dalam bidang perlindungan, dan
peran dalam bidang kemasyarakatan.
3.
Kemampuan
dalam menghadapi permasalahan dapat dilihat dari upaya yang dilakukan sebuah
keluarga untuk menghindar dan mempertahankan diri dari tekanan ekonomi dan non
ekonomi.
Kemiskinan
merupakan masalah yang ditadai oleh berbagai hal antara lain rendahnya kualitas
hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu
pangan,terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan,gizi anak,dan
rendahnya mutu layanan pendidikan. Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk
mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehata dan pendidikan ,perluasan kesempatan
kerja dan sebagainya.
Berbagai
upaya tersebut telah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin dari 54,2 juta
(40.1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5 juta (11.3%) pada tahun 1996. Namun,
dengan terjadinya krisis ekonomi sejak Juli 1997 dan berbagai bencana alam
seperti gempa bumi dan tsunami pada Desember 2004 membawa dampak negatif bagi
kehidupan masyarakat, yaitu melemahnya kegiatan ekonomi, memburuknya pelayanan
kesehatan dan pendidikan, memburuknya kondisi sarana umum sehingga
mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk miskin menjadi 47,9 juta (23.4%)
pada tahun 1999. Kemudian pada 5 tahun terakhir terlihat penurunan tingkat
kemiskinan secara terus menerus dan perlahan-lahan sampai mencapai 36,1 juta
(16.7%) di tahun 2004 seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini (catatan: terjadi
revisi metode di tahun 1996).
Pemecahan masalah kemiskinan
memerlukan langkah-langkah dan program yang dirancang secara khusus dan terpadu
oleh pemerintah dan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan
masyarakat. Penulis ingin menitikberatkan karya ilmiah ini dengan 3 masalah
utama kemiskinan di Indonesia, yaitu: terbatasnya kecukupan dan mutu pangan,
terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, serta terbatasnya dan
rendahnya mutu layanan pendidikan.
1. Terbatasnya
Kecukupan dan Mutu Pangan
Hal ini berkaitan dengan rendahnya
daya beli, ketersediaan pangan yang tidak merata, dan kurangnya dukungan
pemerintah bagi petani untuk memproduksi beras sedangkan masyarakat Indonesia
sangat tergantung pada beras. Permasalahan kecukupan pangan antara lain
terlihat dari rendahnya asupan kalori penduduk miskin dan buruknya status gizi
bayi, anak balita, dan ibu.
2. Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Layanan Kesehatan
Hal ini mengakibatkan rendahnya daya
tahan dan kesehatan masyarakat miskin untuk bekerja dan mencari nafkah,
terbatasnya kemampuan anak dari keluarga untuk tumbuh kembang, dan rendahnya
kesehatan para ibu. Salah satu indikator dari terbatasnya akses layanan
kesehatan adalah angka kematian bayi. Data Susenas (Survai Sosial Ekonomi
Nasional) menunjukan bahwa angka kematian bayi pada kelompok pengeluaran
terendah masih di atas 50 per 1.000 kelahiran hidup.
3.
Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Layanan Pendidikan
Hal ini disebabkan oleh tingginya
biaya pendidikan, terbatasnya kesediaan sarana pendidikan, terbatasnya jumlah
guru bermutu di daerah, dan terbatasnya jumlah sekolah yang layak untuk proses
belajar-mengajar. Pendidikan formal belum dapat menjangkau secara merata
seluruh lapisan masyarakat sehingga terjadi perbedaan antara penduduk kaya dan
penduduk miskin dalam masalah pendidikan
Ø Faktor Penyebab Kemiskinan
Ada dua kondisi yang menyebabkan
kemiskinan bisa terjadi, yaitu:
1.
Kemiskinan
alamiah. Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang terbatas,
penggunaan teknologi yang rendah, dan bencana alam.
2.
Kemiskinan
buatan. Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat
membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan
berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga mereka tetap miskin.
Bila kedua faktor penyebab
kemiskinan tersebut dihubungkan dengan masalah mutu pangan, kesehatan, dan
pendidikan maka dapat disimpulkan beberapa faktor penyebab kemiskinan antara
lain:
·
Kurang
tersedianya sarana yang dapat dipakai keluarga miskin secara layak misalnya
puskesmas, sekolah, tanah yang dapat dikelola untuk bertani.
·
Kurangnya
dukungan pemerintah sehingga keluarga miskin tidak dapat menjalani dan
mendapatkan haknya atas pendidikan dan kesehatan yang layak dikarenakan biaya
yang tinggi
·
Rendahnya
minat masyarakat miskin untuk berjuang mencapai haknya karena mereka kurang
mendapat pengetahuan mengenai pentingnya memliki pendidikan tinggi dan
kesehatan yang baik.
·
Kurangnya
dukungan pemerintah dalam memberikan keahlian agar masyarakat miskin dapat
bekerja dan mendapatkan penghasilan yang layak.
·
Wilayah
Indonesia yang sangat luas sehingga sulit bagi pemerintah untuk menjangkau
seluruh wilayah dengan perhatian yang sama. Hal ini menyebabkan terjadi
perbedaan masalah kesehatan, mutu pangan dan pendidikan antara wilayah
perkotaan dengan wilayah yang tertinggal jauh dari perkotaan.
C. Bencana
Alam
Bencana alam adalah konsekuensi dari
kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa
bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia,
akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian
dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
Bencana alam juga dapat diartikan
sebagai bencana yang diakibatkan oleh gejala alam. Sebenarnya gejala alam
merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi pada bumi. Namun, hanya
ketika gejala alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan segala produk
budidayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat menyebutnya sebagai
bencana.
Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk
mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini
berhubungan dengan pernyataan: “bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu
dengan ketidakberdayaan”. Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak
akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya
gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah “alam”
juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka
tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada
bentuk,
bahayanya sendiri, mulai dari
kebakaran yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor
besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang
memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan(vulnerability)
yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang
berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep
ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan
infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani
tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut
rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan
ketetahanan terhadap bencana yang cukup.
v Bencana di Indonesia
Sejak tahun 1998 hingga pertengahan 2007, tercatat
telah terjadi 647 kejadian bencana di Indonesia, di mana 85% dari bencana
tersebut merupakan bencana banjir dan longsor.
Bencana Alam di
Indonesia (1998-2007)
Jenis
|
Jumlah
Kejadian
|
Korban
Jiwa
|
Kerugian
(juta rupiah)
|
Banjir
|
302
|
1066
|
191.312
|
Longsor
|
245
|
645
|
13.928
|
Gempa bumi
|
38
|
306
|
100.000
|
Gunung berapi
|
16
|
2
|
n.a
|
Angin topan
|
46
|
3
|
4.015
|
Jumlah
|
647
|
2022
|
v Jenis –jenis
bencana alam di Indonesia
1)
Longsor di Garut
Awal Januari 2003 bencana Longsor terjadi Mandalawangi
di Garut. Bencana tersebut menewaskan tidak kurang dari 15 orang dan puluhan
rumah rusak berat. Longsor terjadi karena rusaknya hutan sebagai wilayah
penyangga. Tahun 1990 luas hutan di Jabar mencapai 791.519 hektar atau sekitar
22% dari seluruh luas Jabar, jumlah tersebut menyusut drastis hingga 323.802
hektar tahun 2002 atau sama 9 % dari luas keseluruhan daratan di Prov. Jabar
yang 3.555.502 hektar. Jumlah tersebut diperkirakan terus bertambah, dan Jabar
terus akan rawan terhadap bencana banjir dan tanah longsor.
2) Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan terbesar tahun ini terjadi di Palangkaraya. Bancana ini
mengakibatkan bandara tertutup asap, dan kota Palangkaraya gelap tertutup asap
pada siang hari. Ketika bencana terjadi dua hari anak-anak sekolah dasar di
palangkaraya diliburkan untuk menghindari asap. Bencana kebakaran hutan juga
terjadi di Riau, Jambi, dan Lampung. Kerugian terjadi bukan hanya hilangnya
hutan ratusan hektar, namun juga penyakit ISPA, macetnya roda perekonomian
serta transportasi.
3) Kekeringan
Musim kemarau ini hampir seluruh Pulau jawa dilanda kekeringan. Wonogiri
adalah salah satu daerah terparah. Daerah ini dari tahun ke tahun mengalami
bencana kekeringan. Dampak yang terjadi bukan hanya rawan pangan karena tidak
adanya panen, namun krisis air bersih kemudian juga melanda berbagai wilayah
yang mengalami kekeringan. Untuk mengatasi kekeringan Bupati Wonogiri meminta
kepada pemerintah pusat untuk menyediakan pengadaan 100 unit sumur pantek dan
bantuan 77 unit pompa air. Untuk mengatasi penyediaan air bersih meminta proyek
rehabilitasi embung rakyat senilai Rp. 231,4 miliar. Dan untuk rehabilitasi
hutan diperkirakan dana mencapai Rp. 223, 9 miliar.
D. Hubungan Topic 1 dan Topic 2
hubungan
kemiskinan dan bencana alam, pihak pejabat pemerintahan selalu membuat uraian
terbalik, yaitu, bahwa bencana merupakan salah satu faktor yang menghambat
pemberantasaan kemiskinan. Seperti pernyatan Menkokesra Agung Laksono beberapa
pekan yang lalu, yang dengan jelas menuding bencana sebagai penghambat program
pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan.
Sebaliknya,
sangat sedikit sekali analisis yang mengungkapkan
kenyataan bahwa orang miskin merupakan “makanan paling empuk” dari setiap
bencana alam. Ada yang mengatakan, bencana alam tidak akan pernah melihat siapa
korbannya, entah orang miskin atau kaya. Iya, pernyataan itu ada benarnya.
Tetapi, kenyataan menunjukkan fakta bahwa, dalam berbagai bencana alam yang
terjadi di Indonesia dan negeri-negeri lain, orang miskin selalu menjadi paling
rentan untuk menjadi korban bencana.
Amukan
gunung Merapi beberapa hari terakhir mengkonfirmasi kebenaran dari kesimpulan
di atas. Meskipun pemerintah telah mengeluarkan himbauan agar rakyat
meninggalkan daerah-daerah yang dianggap tidak aman dari erupsi merapi,
sebagian masyarat tetap memilih untuk bertahan atau bolak-balik ke kampungnya
guna memastikan keadaan ternaknya.
Ternak, bagi
masyarakat di sekitar Merapi, adalah sumber penghidupan mereka. Mereka kembali
ke lereng Merapi lantaran sapi-sapi itu merupakan satu-satunya harta benda yang
mereka miliki. Setelah memberi pakan pada ternaknya, mereka kembali ke
pengungsian. Tapi, apa daya, bencana datang tanpa disangka-sangka.
Demikian
pula dengan rakyat yang ditinggal di sepanjang garis pantai di kepulauan
mentawai. Sebagian besar warga yang tinggal di sepanjang garis pantai adalah
nelayan dan mereka yang bergantung secara ekonomis pada kegiatan wisata. Akan
menjadi sebuah anjuran yang bodoh dan tolol, seperti baru-baru dinyatakan ketua
DPR Marzuki Ali, untuk meminta warga menjauh dari laut tanpa memberikan
pekerjaan yang lebih baik dari aktivitas sebagai nelayan dan bisnis wisata.
Pertama, Bagi
rakyat miskin, karena tekanan-tekanan ekonomis yang sangat berat dan bersifat
darurat, memiliki sedikit sekali pilihan-pilihan untuk memilih atau tinggal di
daerah yang aman.
Kedua, Karena
posisi ekonomi dan keterbatasan aksesnya terhadap sumber daya (alat
transportasi, saluran komunikasi, dll), maka orang miskin sangat sulit untuk
melakukan evakuasi diri ketika terjadi bencana.
Ketiga, Karena
orang-orang miskin kesulitan mengakses pendidikan dan informasi, sehingga
mereka kurang pengetahuan pula untuk mengenali tanda-tanda bencana dan sedikit
tahu cara menghindarinya.
Meskipun
faktor-faktor lain selain kemiskinan, seperti takhyul dan kepercayaan
tradisional, juga seringkali menjadi penghambat kelompok masyarakat dievakuasi
dari lokasi bencana alam.
Dikarenakan
orang-orang miskin memiliki sedikit pilihan dan terpaksa mendiami daerah-daerah
berbahaya, maka geopolitik kemiskinan punya keterkaitan dengan geografi
bencana. Bukankah sudah umum dikatakan, bahwa orang miskin yang punya
keterbatasan hanya bisa bergantung kepada kemurahan alam di sekitarnya.
Inilah yang
terlupakan oleh pemerintah. Alih-alih memikirkan cara untuk memindahkan orang
miskin dari daerah-daerah rawan bencana, pemerintah justru menghancurkan
sarana-sarana produksi mereka. Sebagian besar orang miskin berpindah dari lahan
atau tempat-tempat produktif karena kebijakan pemerintah, seperti PHK massal,
penggusuran, dan perampasan tanah. Disamping kebijakan-kebijakan pemiskinan
lainnya.
Menurut
hemat kami, program kesejahteraan rakyat harus berjalan berbarengan dengan
upaya menciptakan rasa aman bagi rakyat dari bencana. Demikian pula dalam
setiap evakuasi masyarakat, pemerintah perlu memberikan jaminan keamanan
terhadap harta benda rakyat di lokasi bencana atau setidaknya menyediakan
ganti-rugi kepada rakyat.
BAB V
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Bencana alam dan kemiskinan adalah konsekuensi
dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung,
gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan
manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan
kerugian dalam bidang keuangan dan structural dan mengakibatkan mengakibatkan kemiskinan, bahkan sampai
kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah
atau menghindari bencana dan daya tahan mereka
2.
SARAN
Saran yang
dapat disampaikan setelah pembahasan makalah ini adalah :
1. Kepada pemerintah agar
meningkatkan manajemen bencana agar sedini mungkin dapat diantisipasi terjadinya
bencana alam di Indonesia dan hendaknya mengatasai dan memberi
solusi dari masalah-masalah kemiskinan sehingga kemiskinan sedikit demi sedikit
bisa diatasi dan kepada
masyarakat agar lebih menjaga lingkungan karena bagaimanapun bencana yang terjadi
tidak terlepas dari kerusakan lingkungan.
0 Komentar untuk "MAKALAH BENCANA ALAM DAN KEMISKINAN"