TUGASKU

Kumpulan Tugas Sekolah

MAKALAH BENCANA ALAM DAN KEMISKINAN


Kata Pengantar

    Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

    Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosenyang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan kita tentang bencana alam dan kemiskinan di Negara kita.
   


    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
   
    Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
   


Kudus, Oktober 2015
   
                                                                                       

 Penyusun



COVER............................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR  .................................................................................................... 2
DAFTAR ISI                  ..................................................................................................  3
BAB I         PENDAHULUAN ......................................................................................  4
A.       Latar Belakang Masalah ...........................................................................................  4
B.        Fakta Atau Data Yang Mendukung.......................................................................... 4
Ø  Fakta Yang Mendukung Bencana Alam................................................................... 4
Ø  Fakta Yang Mendukung Kemiskinan........................................................................ 5
C.        Alasan Mengambil Judul........................................................................................... 5
BAB II       MASALAH................................................................................................... 6
A.       Rumusan  Masalah ....................................................................................................  6
BAB III     TUJUAN ....................................................................................................... 7
A.       Devinisi Kemiskinan .................................................................................................  7
B.        Faktor Penyebab Kemiskinan Dan Bencana Alam.................................................... 7
C.        Unsur Penyebab Bencana  Alam Dan  Kemiskinan................................................... 7
BAB IV     PEMBAHASAN........................................................................................... 8
A.       Landasan Teori    .......................................................................................................  8
B.        Kemiskinan         ....................................................................................................... 8
Ø  Faktor Penyebeb Kemiskinan.................................................................................... 9
C.        Bencana Alam     ...................................................................................................... 10
Ø  Bencana Alam  Indonesia......................................................................................... 10
Ø  Jenis-Jenis Bencana Alam di Indonesia.................................................................... 11
D.       Hubungan Topic 1 dan  Topic 2................................................................................ 13
BAB V       PENUTUP..................................................................................................... 15
A.       Kesimpulan         .......................................................................................................  15
B.        Saran                   ....................................................................................................... 15
C.        Daftar Pustaka    ....................................................................................................... 16


BAB I
PENDAHULUAN
       
A.       LATAR BELAKANG MASALAH

Sejumlah bencana alam yang terjadi di Indonesia sejak awal tahun terakhir telah memicu kemiskinan baru. Hal tersebut pula yang kemudian menyebabkan jumlah penduduk miskin mengalami kelambatan pengentasan.Sampai saat ini jumlah penduduk miskin di Indonesia masih tinggi.

kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup untuk memelihara dirinya sendirinya yang sesuai dengan taraf kehidupan kelompoknya dan juga tidak mampu untuk memanfaatkan tenaga mental maupn fisiknya dalam kelempok tersebut.
Menurut sejarah keadaan kaya dan miskin berdampingan tidak merupakan problema sosial sampai saat nya perdagangan berkembang pesat dan timbul nya nilai nilai social yang baru dengan berkembang nya perdagangan ke seluruh dunia dan di terapkannya taraf kehidupan tertentu sebagai suatu kebiasaan masyarakat.

Kemiskinan merupakan hal yang kompleks karena menyangkut berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya. Agar kemiskinan di Indonesia dapat menurun diperlukan dukungan dan kerja sama dari pihak masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini. Melihat kondisi negara Indonesia yang masih memiliki angka kemiskinan tinggi.

B.        FAKTA ATAU DATA YANG MENDUKUNG

Ø  Fakta yang mendukung bencana alam
        Bencana alam adalah bencana yang di akibatkan oleh pristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,gunung meletus,banjir,tanah longsor,kekeringan dan angin topan. Bencana nonalam adalah bencana bencana yang diakibatkan oleh pristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam antara lain berupa teknologi,gagal modernisasi epidemic dan wabah penyakit. Bencana susial adalah bencana yang diakibatkan oleh pristiwa yang diakibatkan oleh manusia, yang mengakibatkan konflik social antara kelompok atau antar komunitas masyarakat dan terror.
·            Bencana alam juga dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut :
1.         Bencana alam meteorology
        Bencana alam meteorology atau hidrometeorologi berhubungan dengan iklim. Bencana ini umumnya tidak terjadi pada suatu tempat yang khusus, walaupun ada daerah-daerah mendrita banjir musiman, kekeringan atau badai tropis dikenal terjadi pada daeerah-daerah tertentu.


2.         Bencana alam geologi
        Bencana alam geologi adalah bencana alam yang terjadi permukaan bumi seperti gempa bumi,tanah longsor,dan gunung meletus. Gempa bumidan gunung meletus terjadi hanya sepanjang jalur-jalur pertemuan lempeng tektonik di darat atau lantai samudra. Contoh bencana alam geologi yang paling umum adalah gempa bumi,tsunami, dan gunung eletus.

Ø  Fakta yang medukung kemiskinan
        Kemiskinan lazimnya dilukis sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok.Dikatakan dibawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok,seperti pangan,pakaian,tempat berteduh dan lain-lain.garis kemiskina yang menentukan batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutan pokok, bisa dipengaruhi oleh  tiga  hal:

1.         Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan.
2.         Posisi manusia di lingkungan sekitar.
3.         Kebutuhan objektif manusia untuk biahidup secara manusiawi.

C.        ALASAN MENGAMBIL JUDUL

Alasan saya mengambil judul ini karena kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan sebagainya.

 Kemiskinan merupakan hal yang kompleks karena menyangkut berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya. Agar kemiskinan di Indonesia dapat menurun diperlukan dukungan dan kerja sama dari pihak masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini. Melihat kondisi negara Indonesia yang masih memiliki angka kemiskinan tinggi.


BAB II
MASALAH
A . RUMUSAN MASALAH
Dari latarbelakang diatas, untuk lebih memfokuskan pembahasan mengingat apa yang akan dijadikan topic pembahasan adalah tentang masalah bencana alam dan kemiskinan, maka penulis merumuskan beberapa rumusan masalah antara lain :
1.         definisi kemiskinan dan bencana alam.
2.         Factor-factor penyebab timbulnya kemiskinan dan bencana alam.
3.         Unsur-unsur kemiskinan dan bencana alam.


BAB III
TUJUAN
A.TUJUAN
1. Mengetahui definisi kemiskinan.
2. Mengetahui factor-faktor  penyebab bencana alam dan timbulnya kemiskinan.
3. Mengetahui unsur-unsur penyebab bencana alam dan kemiskinan.
A. Definisi kemiskinan
Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problem yang muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat di Negara Negara berkembang masalah kemiskinan ini menuntut adanya upaya pemecahan masalah secara berencana ,terintegrasi dan menyeluruh dalam waktu yang singkat, upaya pemecahan kemiskinan tersebut sebagai upaya untuk mempercepat proses pembangunan yang selama ini sedang di lakukan
Istilah kemiskinan sebenarnya bukan merupakan suatu hal yang asing dalam kehidupan kita, kemiskinan yang di maksud disini adalah kemiskinan ditinjau dari sisi material (ekonomi).
B. Faktor penyebab bencana alam dan timbulnya kemiskinan
Bencana alam yang sisebabkan oleh erosi tanah,aktivitas seismic,tekanan udara,dan arus laut.kejadian-kejadian alam terjadi sejak bumi mulai membentuk dan terus menyebabkan kerusakan serius dan korban jiwa di seluruh dunia. Akar penyebab banyak sejumlah bencana alam yang terjadi di Indonesia sejak awal satu tahun terakhir telah memicu kemiskinan baru. Hal tersebut pula yang kemudian menyebabkan jumlah penduduk miskin mengalami kelambatan pengentasan. Sampai saat ini jumlah penduduk miskin di Indonesia masih tinggi.
C. Unsur-unsur penyebab bencana alam dan kemiskinan
Dilihat dari aspek kesejahteraan hidup, masyarakat korban bencana sangatlah rentan. Kondisi yang demikian disebabkan hilangnya harta benda meraka miliki. Selain itu, usaha pemenuhan hidup akan terganggu mengingat mata pencaharian yang selama ini dilakukan ikut rusak akibat adanya bencana.
 Kemiskinan yang disebabkan Aspek Bencana. Apabila tidak segera diatasi sama saja hanya akan menimbulkan beban bagi masyarakat umum lainnya. Mereka yang kena bencana alam, umumnya tidak mempunyai tempat tinggal bahkan sumber daya alam yang mereka miliki sebelumnya habis oleh pengikisan bencana alam. Kemiskinan yang disebabkan bencana alam biasanya pihak pemerintah mengambil atau menempuh dua cara. Pertama, sebagai pertolongan sementara diberikan bantuan secukupnya. Kedua, mentransmigrasikan mereka ke tempat-tempat lain yang lebih aman dan memungkinkan mereka hidup layak.


BAB IV
PEMBAHASAN
A.       LANDASAN TEORI
B.Kemiskinan
       Dari berbagai sudut pandang tentang pengertian kemiskinan, pada dasarnya bentuk kemiskinan dapat dikelompokkan menjadi tiga pengertian, yaitu:

1.         Kemiskinan Absolut. Seseorang dikategorikan termasuk ke dalam golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, yaitu: pangan, sandang, kesehatan, papan, dan pendidikan.
2.         Kemiskinan Relatif. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan tetapi masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.
3.         Kemiskinan Kultural. Kemiskinan ini berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.

         Keluarga miskin adalah pelaku yang berperan sepenuhnya untuk menetapkan tujuan, mengendalikan sumber daya, dan mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya. Ada tiga potensi yang perlu diamati dari keluarga miskin yaitu:

1.         Kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar, contohnya dapat dilihat dari aspek pengeluaran keluarga, kemampuan menjangkau tingkat pendidikan dasar formal yang ditamatkan, dan kemampuan menjangkau perlindungan dasar.
2.         Kemampuan dalam melakukan peran sosial akan dilihat dari kegiatan utama dalam mencari nafkah, peran dalam bidang pendidikan, peran dalam bidang perlindungan, dan peran dalam bidang kemasyarakatan.
3.         Kemampuan dalam menghadapi permasalahan dapat dilihat dari upaya yang dilakukan sebuah keluarga untuk menghindar dan mempertahankan diri dari tekanan ekonomi dan non ekonomi.

Kemiskinan merupakan masalah yang ditadai oleh berbagai hal antara lain rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu  pangan,terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan,gizi anak,dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan, layanan  kesehata dan pendidikan ,perluasan kesempatan kerja dan sebagainya.
Berbagai upaya tersebut telah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin dari 54,2 juta (40.1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5 juta (11.3%) pada tahun 1996. Namun, dengan terjadinya krisis ekonomi sejak Juli 1997 dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami pada Desember 2004 membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, yaitu melemahnya kegiatan ekonomi, memburuknya pelayanan kesehatan dan pendidikan, memburuknya kondisi sarana umum sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk miskin menjadi 47,9 juta (23.4%) pada tahun 1999. Kemudian pada 5 tahun terakhir terlihat penurunan tingkat kemiskinan secara terus menerus dan perlahan-lahan sampai mencapai 36,1 juta (16.7%) di tahun 2004 seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini (catatan: terjadi revisi metode di tahun 1996).
Pemecahan masalah kemiskinan memerlukan langkah-langkah dan program yang dirancang secara khusus dan terpadu oleh pemerintah dan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Penulis ingin menitikberatkan karya ilmiah ini dengan 3 masalah utama kemiskinan di Indonesia, yaitu: terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, serta terbatasnya dan rendahnya mutu layanan pendidikan.
1. Terbatasnya Kecukupan dan Mutu Pangan
Hal ini berkaitan dengan rendahnya daya beli, ketersediaan pangan yang tidak merata, dan kurangnya dukungan pemerintah bagi petani untuk memproduksi beras sedangkan masyarakat Indonesia sangat tergantung pada beras. Permasalahan kecukupan pangan antara lain terlihat dari rendahnya asupan kalori penduduk miskin dan buruknya status gizi bayi, anak balita, dan ibu.
2. Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Layanan Kesehatan
Hal ini mengakibatkan rendahnya daya tahan dan kesehatan masyarakat miskin untuk bekerja dan mencari nafkah, terbatasnya kemampuan anak dari keluarga untuk tumbuh kembang, dan rendahnya kesehatan para ibu. Salah satu indikator dari terbatasnya akses layanan kesehatan adalah angka kematian bayi. Data Susenas (Survai Sosial Ekonomi Nasional) menunjukan bahwa angka kematian bayi pada kelompok pengeluaran terendah masih di atas 50 per 1.000 kelahiran hidup.
3. Terbatasnya dan Rendahnya Mutu Layanan Pendidikan
Hal ini disebabkan oleh tingginya biaya pendidikan, terbatasnya kesediaan sarana pendidikan, terbatasnya jumlah guru bermutu di daerah, dan terbatasnya jumlah sekolah yang layak untuk proses belajar-mengajar. Pendidikan formal belum dapat menjangkau secara merata seluruh lapisan masyarakat sehingga terjadi perbedaan antara penduduk kaya dan penduduk miskin dalam masalah pendidikan
Ø  Faktor Penyebab Kemiskinan
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu:
1.         Kemiskinan alamiah. Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah, dan bencana alam.
2.         Kemiskinan buatan. Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga mereka tetap miskin.

Bila kedua faktor penyebab kemiskinan tersebut dihubungkan dengan masalah mutu pangan, kesehatan, dan pendidikan maka dapat disimpulkan beberapa faktor penyebab kemiskinan antara lain:

·            Kurang tersedianya sarana yang dapat dipakai keluarga miskin secara layak misalnya puskesmas, sekolah, tanah yang dapat dikelola untuk bertani.
·            Kurangnya dukungan pemerintah sehingga keluarga miskin tidak dapat menjalani dan mendapatkan haknya atas pendidikan dan kesehatan yang layak dikarenakan biaya yang tinggi
·            Rendahnya minat masyarakat miskin untuk berjuang mencapai haknya karena mereka kurang mendapat pengetahuan mengenai pentingnya memliki pendidikan tinggi dan kesehatan yang baik.
·            Kurangnya dukungan pemerintah dalam memberikan keahlian agar masyarakat miskin dapat bekerja dan mendapatkan penghasilan yang layak.
·            Wilayah Indonesia yang sangat luas sehingga sulit bagi pemerintah untuk menjangkau seluruh wilayah dengan perhatian yang sama. Hal ini menyebabkan terjadi perbedaan masalah kesehatan, mutu pangan dan pendidikan antara wilayah perkotaan dengan wilayah yang tertinggal jauh dari perkotaan.

                                            C. Bencana Alam
        Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian.
Bencana alam juga dapat diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh gejala alam. Sebenarnya gejala alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi pada bumi. Namun, hanya ketika gejala alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan segala produk budidayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat menyebutnya sebagai bencana.
        Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: “bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan”. Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah “alam” juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk,
bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.

Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan(vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup.

v  Bencana di Indonesia
Sejak tahun 1998 hingga pertengahan 2007, tercatat telah terjadi 647 kejadian bencana di Indonesia, di mana 85% dari bencana tersebut merupakan bencana banjir dan longsor.

Bencana Alam di Indonesia (1998-2007)
Jenis
Jumlah Kejadian
Korban Jiwa
Kerugian (juta rupiah)
Banjir
302
1066
191.312
Longsor
245
645
13.928
Gempa bumi
38
306
100.000
Gunung berapi
16
2
n.a
Angin topan
46
3
4.015
Jumlah
647
2022


v  Jenis –jenis bencana alam di Indonesia

1)         Longsor di Garut

 

Awal Januari 2003 bencana Longsor terjadi Mandalawangi di Garut. Bencana tersebut menewaskan tidak kurang dari 15 orang dan puluhan rumah rusak berat. Longsor terjadi karena rusaknya hutan sebagai wilayah penyangga. Tahun 1990 luas hutan di Jabar mencapai 791.519 hektar atau sekitar 22% dari seluruh luas Jabar, jumlah tersebut menyusut drastis hingga 323.802 hektar tahun 2002 atau sama 9 % dari luas keseluruhan daratan di Prov. Jabar yang 3.555.502 hektar. Jumlah tersebut diperkirakan terus bertambah, dan Jabar terus akan rawan terhadap bencana banjir dan tanah longsor.


2) Kebakaran Hutan

                   

Kebakaran hutan terbesar tahun ini terjadi di Palangkaraya. Bancana ini mengakibatkan bandara tertutup asap, dan kota Palangkaraya gelap tertutup asap pada siang hari. Ketika bencana terjadi dua hari anak-anak sekolah dasar di palangkaraya diliburkan untuk menghindari asap. Bencana kebakaran hutan juga terjadi di Riau, Jambi, dan Lampung. Kerugian terjadi bukan hanya hilangnya hutan ratusan hektar, namun juga penyakit ISPA, macetnya roda perekonomian serta transportasi.

        3)   Kekeringan


Musim kemarau ini hampir seluruh Pulau jawa dilanda kekeringan. Wonogiri adalah salah satu daerah terparah. Daerah ini dari tahun ke tahun mengalami bencana kekeringan. Dampak yang terjadi bukan hanya rawan pangan karena tidak adanya panen, namun krisis air bersih kemudian juga melanda berbagai wilayah yang mengalami kekeringan. Untuk mengatasi kekeringan Bupati Wonogiri meminta kepada pemerintah pusat untuk menyediakan pengadaan 100 unit sumur pantek dan bantuan 77 unit pompa air. Untuk mengatasi penyediaan air bersih meminta proyek rehabilitasi embung rakyat senilai Rp. 231,4 miliar. Dan untuk rehabilitasi hutan diperkirakan dana mencapai Rp. 223, 9 miliar.


D. Hubungan Topic 1 dan Topic 2

hubungan kemiskinan dan bencana alam, pihak pejabat pemerintahan selalu membuat uraian terbalik, yaitu, bahwa bencana merupakan salah satu faktor yang menghambat pemberantasaan kemiskinan. Seperti pernyatan Menkokesra Agung Laksono beberapa pekan yang lalu, yang dengan jelas menuding bencana sebagai penghambat program pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan.
Sebaliknya, sangat sedikit sekali analisis yang mengungkapkan kenyataan bahwa orang miskin merupakan “makanan paling empuk” dari setiap bencana alam. Ada yang mengatakan, bencana alam tidak akan pernah melihat siapa korbannya, entah orang miskin atau kaya. Iya, pernyataan itu ada benarnya. Tetapi, kenyataan menunjukkan fakta bahwa, dalam berbagai bencana alam yang terjadi di Indonesia dan negeri-negeri lain, orang miskin selalu menjadi paling rentan untuk menjadi korban bencana.

Amukan gunung Merapi beberapa hari terakhir mengkonfirmasi kebenaran dari kesimpulan di atas. Meskipun pemerintah telah mengeluarkan himbauan agar rakyat meninggalkan daerah-daerah yang dianggap tidak aman dari erupsi merapi, sebagian masyarat tetap memilih untuk bertahan atau bolak-balik ke kampungnya guna memastikan keadaan ternaknya.
Ternak, bagi masyarakat di sekitar Merapi, adalah sumber penghidupan mereka. Mereka kembali ke lereng Merapi lantaran sapi-sapi itu merupakan satu-satunya harta benda yang mereka miliki. Setelah memberi pakan pada ternaknya, mereka kembali ke pengungsian. Tapi, apa daya, bencana datang tanpa disangka-sangka.
Demikian pula dengan rakyat yang ditinggal di sepanjang garis pantai di kepulauan mentawai. Sebagian besar warga yang tinggal di sepanjang garis pantai adalah nelayan dan mereka yang bergantung secara ekonomis pada kegiatan wisata. Akan menjadi sebuah anjuran yang bodoh dan tolol, seperti baru-baru dinyatakan ketua DPR Marzuki Ali, untuk meminta warga menjauh dari laut tanpa memberikan pekerjaan yang lebih baik dari aktivitas sebagai nelayan dan bisnis wisata.
Pertama, Bagi rakyat miskin, karena tekanan-tekanan ekonomis yang sangat berat dan bersifat darurat, memiliki sedikit sekali pilihan-pilihan untuk memilih atau tinggal di daerah yang aman.
Kedua, Karena posisi ekonomi dan keterbatasan aksesnya terhadap sumber daya (alat transportasi, saluran komunikasi, dll), maka orang miskin sangat sulit untuk melakukan evakuasi diri ketika terjadi bencana.
Ketiga, Karena orang-orang miskin kesulitan mengakses pendidikan dan informasi, sehingga mereka kurang pengetahuan pula untuk mengenali tanda-tanda bencana dan sedikit tahu cara menghindarinya.
Meskipun faktor-faktor lain selain kemiskinan, seperti takhyul dan kepercayaan tradisional, juga seringkali menjadi penghambat kelompok masyarakat dievakuasi dari lokasi bencana alam.
Dikarenakan orang-orang miskin memiliki sedikit pilihan dan terpaksa mendiami daerah-daerah berbahaya, maka geopolitik kemiskinan punya keterkaitan dengan geografi bencana. Bukankah sudah umum dikatakan, bahwa orang miskin yang punya keterbatasan hanya bisa bergantung kepada kemurahan alam di sekitarnya.
Inilah yang terlupakan oleh pemerintah. Alih-alih memikirkan cara untuk memindahkan orang miskin dari daerah-daerah rawan bencana, pemerintah justru menghancurkan sarana-sarana produksi mereka. Sebagian besar orang miskin berpindah dari lahan atau tempat-tempat produktif karena kebijakan pemerintah, seperti PHK massal, penggusuran, dan perampasan tanah. Disamping kebijakan-kebijakan pemiskinan lainnya.
Menurut hemat kami, program kesejahteraan rakyat harus berjalan berbarengan dengan upaya menciptakan rasa aman bagi rakyat dari bencana. Demikian pula dalam setiap evakuasi masyarakat, pemerintah perlu memberikan jaminan keamanan terhadap harta benda rakyat di lokasi bencana atau setidaknya menyediakan ganti-rugi kepada rakyat.

     



BAB V
PENUTUP
1.         KESIMPULAN
 Bencana alam dan kemiskinan adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan structural dan mengakibatkan  mengakibatkan kemiskinan, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka
2.         SARAN
Saran yang  dapat disampaikan setelah pembahasan makalah ini adalah :
1.        Kepada pemerintah agar meningkatkan manajemen bencana agar sedini  mungkin dapat diantisipasi terjadinya bencana alam di Indonesia dan hendaknya mengatasai dan memberi solusi dari masalah-masalah kemiskinan sehingga kemiskinan sedikit demi sedikit bisa diatasi dan kepada masyarakat agar lebih menjaga lingkungan karena bagaimanapun bencana yang terjadi tidak terlepas dari kerusakan lingkungan.



Bagikan :
+
Previous
Next Post »

Artikel Terkait:

0 Komentar untuk "MAKALAH BENCANA ALAM DAN KEMISKINAN"

 
Copyright © 2015 TUGASKU - All Rights Reserved
Template By Kunci Dunia
Back To Top