TUGASKU

Kumpulan Tugas Sekolah

BUKTI SEJARAH KUDUS


Bukti sejarah berupa tempat:
Pada Bulan Ramadhan, tepatnya pada waktu malam Nuzulul Quran, Sunan Muria datang untuk bersilaturrahim dan membaca Al Quran bersama Mbah Dudo, sahabatnya. Dalam perjalanannya, Sunan Muria melihat Umara dan Umari sedang ndaut atau mengambil (dengan cara mencabuti) bibit padi di sawah pada malam hari. Sunan Muria berhenti sejenak dan berkata kepada mereka berdua, “Lho, malam Nuzulul Quran kok tidak baca Al Quran, malah di sawah berendam di air seperti bulus saja!”. Akibat perkataan itu, Umara dan Umari seketika menjadi bulus (kura-kura air tawar). Tak lama kemudian, Mbah Dudo datang meminta maaf atas kesalahan kedua santrinya kepada Sunan Muria. Namun nasi sudah menjadi bubur, Umara dan Umari sudah menjadi bulus dan tidak mungkin dapat kembali lagi berubah menjadi manusia. Akhirnya, Sunan Muria menancapkan tongkatnya ke tanah dan keluar mata air atau sumber, sehingga diberilah nama tempat itu dengan nama Dukuh Sumber. Kemudian tongkatnya berubah menjadi pohon yang diberi nama pohon tombo ati (obat hati). Sambil meninggalkan tempat itu, Sunan Muria berkata, “Besok anak cucu kalian akan menghormatimu setiap seminggu setelah hari raya bulan Syawal. Tepatnya pada saat Bodo Kupat, alias Kupatan. Hmm..sebuah cerita yang, mungkin saja benar atau mungkin tidak semuanya benar. Namun yang pasti sampai sekarang, setiap musim kupatan tiba, keramaian di Dukuh Sumber tak pernah berhenti.
2.      OMAH KAPAL
Bukti sejarah berupa bangunan:
Omah Kapal adalah sebuah bangunan kuno yang dibangun pada zaman pendudukan Belanda di Indonesia. Omah Kapal terletak di Jl KHR Asnawi, kelurahan Damaran Kudus. bangunan ini merupakan salah satu bangunan yang unik, dan mempunyai nilai arsitektur yang tinggi.
Menurut kisahnya rumah berbentuk kapal ini dibangun oleh seorang pengusaha rokok terbesar di Kudus pada masa itu, namanya M. Nitisemito. Kabarnya beliau terkenang pada perjalanan waktu naik haji ke Makkah dengan menggunakan kapal laut. Untuk mengenangnya, beliau membangun sebuah rumah berbentuk replika kapal yang persis dengan yang dia tumpangi sewaktu ke Makkah. Rumah dibangun dalam gaya arsitektur “modernisme” dengan sedikit pengaruh dari gaya “Streamline moderne” yang sangat ngetrend pada tahun 1930an.
Bangunan berbentuk kapal ini, gagah berdiri, dan pernah jaya pada zamannya, di tahun 1930an bangunan semacam ini merupakan banguan yang sangat hebat dan menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat kota kudus dan sekitarnya. bangunan ini menjadi salah satu landmark kota kudus saat itu
Tapi sangat disayangkan sekali bangunan ini tidak dilestarikan sampai sekarang, kondisi Omah Kapal saat ini sudah rusak parah dan pada akhirnya terlupakan.

3.      SUNAN MURIA
Bukti sejarah berupa foto:
Sunan Muria yang memiliki nama asli Raden Umar Said adalah putra Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Nama Muria diambil dari nama tempat tinggal terakhir beliau di lereng Gunung Muria, kira-kira delapan belas kilometer ke utara Kota Kudus. Seperti ayahnya, dalam berdakwah beliau menggunakan cara halus, ibarat mengambil ikan tidak sampai mengeruhkan airnya.  Itulah cara yang ditempuh untuk menyiarkan agama Islam di sekitar Gunung Muria.

Berbeda dengan sang ayah, Sunan Muria lebih suka tinggal di daerah yang sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk menyebarkan agama Islam. Tempat tinggal beliau terletak di salah satu puncak Gunung Muria yang bernama Colo. Di sana Sunan Muria banyak bergaul dengan rakyat jelata sambil mengajarkan keterampilan-keterampilan bercocok tanam, berdagang dan melaut. Beliaulah satu-satunya wali yang tetap mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah untuk menyampaikan ajaran Islam.  Salah satu hasil dakwah beliau melalui media seni adalah tembang Sinom dan Kinanti.

Sunan Muria sering berperan sebagai penengah dalam konflik internal di Kesultanan Demak (1518-1530). Beliau dikenal sebagai pribadi yang mampu memecahkan berbagai masalah betapapun rumitnya masalah itu. Solusi pemecahannya pun selalu dapat diterima oleh semua pihak yang berseteru. Sunan Muria berdakwah dari Jepara, Tayu, Juwana hingga sekitar Kudus dan Pati. Peranan serta jasa Sunan Muria semasa hidupnya membuat makam beliau yang terletak di Gunung Muria sampai hari ini tidak pernah sepi peziarah.



Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "BUKTI SEJARAH KUDUS"

 
Copyright © 2015 TUGASKU - All Rights Reserved
Supported by Yousound
Back To Top