IDENTITAS
NOVEL
Judul Buku :
Sang Pemimpi
Pengarang :
Andrea Hirata
Penerbit :
PT Bentang Pustaka
Tahun terbit : 2006
Tempat terbit :
Yogyakarta
Halaman :
292 Halaman
SINOPSIS
Novel ini menceritakan tiga orang pemimpi yang setelah tamat SMP
melanjutkan ke SMA Bukan Main. Disinilah perjuangan dan mimpi ketiga
pemberani ini dimulai. Ikal,
salah satu dari anggota Laskar pelangi, Arai saudara sepupu Ikal yang sudah yatim piatu sejak SD dan tinggal
dirumah Ikal,
sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh ayah dan ibu Ikal dan Jimbron,
anak angkat seorang pendeta
yang diangkat karena yatim piatu sejak kecil. Namun pendeta yang sangat baik dan tidak memaksakan
keyakinan kepada Jimbron, ia
malah mengantarkan jimbron menjadi muslim yang taat.
Arai dan Ikal begitu pintar disekolahnya, sedangkan Jimbron sang penggemar kuda ini biasa-biasa
saja. Malah menduduki peringkat 78 dari 160 siswa. Sedangkan Arai dan Ikal selalu berada diurutan terdepan. Mimpi mereka sangat tinggi, karena
bagi Arai, orang susah seperti mereka tidak akan
berguna tanpa mimpi-mimpi. Arai dan ikal mempunyai mimpi yang tinggi yaitu
mereka ingin melanjutkan study ke Sarbonne, Perancis.
Mereka terpukau dengan cerita pak Belia,
guru seninya yang selalu menyebut-nyebut keindahan kota itu. Kerja keras menjadi kuli
mulai pukul 2 sampai
pukul 7 pagi
dan dilanjutkan
dengan menuntut ilmu
di SMA Bukan Main. Itulah perjuangan ketiga sang pemimpi itu. Ketiganya
mati-matian menabung untuk mewujudkan cita-citanya. Meskipun kalau dipikir
dengan logika, tabungan mereka tidak akan cukup untuk mencapai kesana. Tapi
jiwa optimisme Arai tak
terpatahkan serta kerja kerasnya yang dilakukan
dengan sepenuh hati.
Setelah selesai SMA, Arai
dan Ikal merantau ke Jawa. Sedangkan Jimbron
lebih memilih untuk menjadi pekerja ternak kuda di Belitong. Jimbron menghadiahkan kedua celengan kudanya yang berisi tabungannya
selama ini, kepada Ikal dan
Arai. Dia yakin bahwa Arai dan Ikal akan sampai ke Perancis, maka jiwa Jimbron akan selalu bersama mereka.
Berbulan-bulan Arai dan
Ikal luntang-lantung di Bogor mencari
pekerjaan untuk bertahan hidup. Akhirnya
setelah banyak pekerjaan yang tidak menerimanya, Ikal diterima menjadi tukang sortir ( tukang
pos ) dan Arai
memutuskan untuk merantau ke Kalimantan.
Tahun berikutnya, Ikal
berhasil kuliah di fakultas ekonomi UI, dan setelah lulus ia mengikuti seleksi
beasiswa S2 ke Eropa dan beribu-ribu pesaing lainnya berhasil ia
singkirkan, dan
akhirnya sampai pada tahap seleksi 15 besar.
Saat wawancara tiba, tidak
disangka, profesor penguji begitu terpukau dengan proposal riset yang diajukan
oleh Ikal. Meskipun hanya berlatar belakang sarjana
ekonomi yang masih bekerja sebagai tukang sortir, proposalnya begitu hebat.
Akhirnya setelah wawancara selesai, siapa yang sangka Ikal pun mengikuti dan berhasil masuk 15 besar
dalam memperebutkan beasiswa S2 ke Eropa.
Bertahun-tahun tanpa kabar, akhirnya mereka berdua dipertemukan kembali dalam
suatu forum yang begitu hebat. Begitulah Arai, selalu penuh dengan kejutan. Semua ini sudah direncanakannya
bertahun-tahun. Ternyata Arai
kuliah di Universitas
Mulawarman dan mengambil jurusan Biologi. Tak kalah dengan Ikal, proposal risetnya juga begitu hebat, dan
membuat sang penguji terkejut karena menghasilkan teori baru.
Sambil menunggu surat keputusan beasiswa itu, mereka pulang ke
kampungnya di Belitong.
Dan setelah berbulan-bulan menunggu, akhirnya surat hasil keputusan beasiswa
itu pun tiba, mereka berdebar-debar membuka isi surat tersebut. Tetapi Arai juga merasa sedih karena dia sangat
merindukan orang tuanya. Ia sangat ingin membuka surat itu bersama kedua orang
tuanya. Kegelisahan dimulai, akhirnya surat itu menyatakan bahwa Arai dan Ikal berhasil lulus mendapatkan apa yang
dicita-citakan yaitu beasiswa ke Eropa
tepatnya dikota impian mereka, Sarbonne. Ternyata inilah jawaban dari mimpi-mimpi
mereka selama ini. Kedua sang pemimpi ini di terima di universitas yang sama. Tapi ini bukan akhir
dari segala mimpi-mimpi mereka. Disinilah perjuangan dari mimpi-mimpi mereka
itu dimulai.
KELEBIHAN
NOVEL
·
Imajinasi penulis yang sangat hidup membuat
si pembaca semakin terbawa dalam cerita.
·
Menggunakan bahasa-bahasa yang berkelas,
sehingga pembaca merasakan sensasi di sepanjang cerita.
KELEMAHAN NOVEL
·
Sulit untuk menemukan kelemahan dalam novel
ini, karena novel ini menurut saya hampir tidak ada kelemahannya dan mampu
mengobati keinginan pembaca yang haus akan novel yang bermutu.
KESIMPULAN
Novel ini begitu menarik untuk
dibaca. Namun, perlu pemahaman yang luar biasa untuk memahami isi ceritanya.
Dalam membaca novel ini alangkah baiknya tidak dibaca hanya 1 kali, perlu
beberapa kali agar kita faham akan isi novel ini.
0 Komentar untuk "RESENSI NOVEL SANG PEMIMPI"