TUGASKU

Kumpulan Tugas Sekolah

Makalah Tentang Isra dan Mi’raj



A.           PENGERTIAN ISRA’ DAN MI’RAJ NABI MUHAMMAD SAW.

Dalam sejarah Islam, Isra dan Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa yang penting bagi umat Islam, karena dari pada peristiwa tersebut, Nabi Muhammad saw. mendapat perintah untuk menunaikan ibadah shalat lima waktu dalam sehari semalam.

Makalah Tentang Isra dan Mi’raj
Makalah Tentang Isra dan Mi’raj
 Isra’ adalah perjalanan Nabi Muhammad saw. dari Masjidil Haram makkah sampai Masjid al-Aqsa Palestina. Sedangkan Mi’raj adalah perjalanan Nabi Muhammad saw. dari bumi naik ke langit lapis tujuh dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha (akhir penggapaian) untuk bertemu dan menerima perintah Allah swt.


سُبْـحٰـنَ الَّذِىْ أَسْرٰى بِـعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلٰى الْمَسْجِدِ اْلأَقْــصٰى الَّذِىْ بٰـرَكْـنَا حَوْلَـهُ لِـنُـرِيَهُ مِنْ اٰيٰــتـِنَا
 نَّــهُ هُوَ السَّمِـيْعُ الْـبَصِيْرُ (الإسراء :1)  
Artinya :
"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Q.S Al Isra (17):1)

Karena kedua peristiwa ini terjadi pada waktu yang bersamaan, maka disebutlah peristiwa Isra’ Mi’raj. Sepanjang perjalanan, Nabi Muhammad saw. ditemani oleh Malaikat Jibril dengan menunggangi Buraq. Peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi dalam waktu yang amat singkat, yaitu hanya dalam satu malam saja.

Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw. terjadi sebelum Rasulullah saw. hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi’raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra’ Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian.

Peristiwa Isra Mi’raj terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda. Dalam Isra sendiri, Nabi Muhammad saw. “diberangkatkan” oleh Allah swt. dari Masjidil Haram makkah hingga Masjidil Aqsa Palestina. Dalam peristiwa Mi’raj, Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat perintah langsung dari Allah saw. untuk menunaikan ibadah salat lima waktu. Sebelum adanya peristiwa isra’ dan Mi’raj, Nabi Muhammad saw. dan penganut umat Islam hanya beribadah tiap pagi dan petang saja.

Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai macam hal yang membuat Rasullullah SAW sedih.

B.            KISAH ISRA’ DAN MI’RAJ NABI MUHAMMAD SAW.  

 Perjalanan Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad saw. dimulai ketika Nabi Muhammad saw. brada di Hatim (sebuah tempat di dekat Ka’bah). Saat itu malaikat Jibril kemudian membelah dada Nabi Muhammad saw. lalu dikeluarkan hatinya kemudian dicuci dengan air Zam-zam lalu di disinya hati tersebut dengan Iman dan Hikmah yang telah disediakan oleh malaikat Jibril diatas bejana emas. Dengan dibimbing oleh Malaikat Jibril Nabi Muhammad saw. berangkat meunuju Masjidil Aqsa Palestina. Dalam perjalanan itu Nabi Muhammad saw. melewati Yatsrib (Madinah), Malaikat Jibril berkata, “Turunlah dan kerjakan shalat”. Nabi Muhammad saw. pun turun. Jibril berkata, “dimanakah engkau sekarang ?” “tidak tahu”, jawab Nabi Muhammad saw. Malaikat Jibril berkata “sekarang Engkau berada di Yatsrib, disanalah engkau akan berhijrah “.

Perjalanan dilanjutkan ke Madyan (tampat Nabi Syu’aib as. menyiarkan agama Tauhid). Tursina (tempat Nabi Musa as. menerima Firman Tuhan) kemudian ke Syajar Musa (Masyan) (tempat penghentian Nabi Musa ketika lari dari Mesir) dan Betlehem atau Baitullahmi (tempat Nabi Isa dilahirkan), Baitullahmi (Betlehem) tempat kelahiran Nabi Isa AS. Kemudian berangkat ke Masjidil Aqsha di Yerussalem sebagai kiblat nabi-nabi terdahulu.

Sesampainya di Yerussalem, Malaikat Jibril menurunkan Nabi Muhammad saw. dan menambatkan kendaraannya. Setelah Nabi Muhammad saw. memasuki masjid ternyata telah menunggu Para Nabi dan Rasul. Nabi Muhammad saw. bertanya kepada malaikat Jibril : “Siapakah mereka wahai Jibril?”  Malaikat Jibril menjawab. “mereka adalah Saudara-saudaramu, para Nabi dan Rasul”.

Nabi Muhammad saw. kemudian menjadi imam bagi Nabi-Nabi terdahulu ketika melaksanakan salat sunnah dua rakaat di Masjidl Aqsa. Kemudian Malaikat Jibril membawa dua gelas minumam yang berisi susu dan arak, Nabi Muhammad saw. memilih susu sebagai isyarat bahwa umat Islam tidak akan tersesat. Kemidian Malaikat Jibril berkata “Engkau diatas fitrah. Seandainya engkau memilih arak , niscaya akan sesatlah umatmu”.

Kemudian malaikat Jibril membimbing Nabi Muhammad saw. kesebuah batu besar, tiba-tiba Nabi Muhammad saw. melihat tangga yang sangat indah, pangkalnya di Maqdis dan ujungnya menyentuh langit. Kemudian Rasulullah bersama malaikat Jibril naik ke tangga itu menuju kelangit lapis tujuh kemudian dilanjutkan  ke Sidratul Muntaha.

Di langit pertama Nabi Muhammad saw. bertemu dengan Nabi Adam as. dan mengucapkan salam dan Nabi Muhammad saw. menjawab salam itu serta mendoakannya. Setelah itu, Nabi Muhammad saw. melihat dengan samar-samar wujud berwarna hitam disebelah kanan dan kiri Nabi Adam as. jika Nabi Muhammad saw. menoleh kearah kanan Nabi Adam as. tersenyum. Namun jika Nabi Muhammad saw. menoleh ke kiri nabi Adam as. menangis. Yang berada disebelah kanan adalah anak Adam sebagai penghuni surga dan disebelah kirinya adalah penghuni neraka.
  
Di langit kedua bertemu dengan Nabi Isa as. dan Nabi Yahya as. di langit ketiga bertemu dengan Nabi Yusuf as. di langit keempat bertemu dengan Nabi Idris as. di langit keenam bertemu dengan Nabi Musa as. dan di langit ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim as. sedang bersandar di pintu masjid Baitul Makmur.

Nabi Muhammad saw. bersabda, “Aku pun bertemu ‘Isa.” Lalu beliau mensifati ‘Isa bahwa ia adalah pria yang tidak terlalu tinggi, tidak terlalu pendek dan kulitnya kemerahan seakan baru keluar dari kamar mandi.

Selanjutnya Nabi Muhammad saw. melanjutkan perjalanan menghadap Allah tanpa ditemani Jibril. Nabi Muhammad saw. membaca yang artinya : “Segala penghormatan adalah milik Allah, segala Rahmat dan kebaikan“. Allah berfirman yang artinya: “Keselamatan bagimu wahai seorang Nabi, Rahmat dan berkahnya“. Nabi Muhammad saw. kemudian membaca lagi yang artinya: “Keselamatan semoga bagi kami dan hamba-hamba Allah yang shaleh.” Allah swt  Berfirman: “Hai Muhammad Aku mengambilmu sebagai kekasih sebagaimana Aku telah mengambil Ibrahim sebagai kesayanagan dan Akupun memberi firman kepadamu seperti firman kepada Musa Akupun menjadikan umatmu sebagai umat yang terbaik yang pernah dikeluarkan pada manusia, dan Akupun menjadikan mereka sebagai umat wasath (adil dan pilihan), Maka ambillah apa yang aku berikan kepadamu dan jadilah engkau termasuk orang-orang yang bersyukur“. “Kembalilah kepada umatmu dan sampaikanlah kepada mereka dari Ku”. 

Kemudian Nabi Muhammad saw. menerima perintah untuk membawa amanah Allah swt. berupa shalat 50 waktu dalam sehari semalam untuk Nabi Muhammad saw. dan umatnya. Kemudian Nabi Muhammad saw. turun ke Sidratul Muntaha. Dalam perjalanan pulang di langit keenam, beliau bertemu Musa as. Terjadilah percakapan di antara keduanya, Nabi Musa as. menanyakan apa yang dibawa Nabi Muhammad saw. setelah menghadap Allah swt. Nabi Muhammad saw. kemudian menjelaskan mengenai perintah untuk melakukan salat 50 waktu dalam sehari semalam. Nabi Musa as. lantas menyuruh Nabi Muhammad saw. untuk kembali menghadap Allah swt. dan meminta keringanan.

Nabi Muhammad saw. lantas kembali kehadirat Allah swt. untuk meminta keringanan. Permintaan tersebut dikabulkan, perintah salat diturunkan menjadi 45 kali. Setelah itu Muhammad kembali dan bertemu lagi dengan Nabi Musa as. Dikisahkan Nabi Muhammad saw sempat beberapa kali pulang pergi untuk meminta keringanan shalat, hingga akhirnya turun menjadi lima kali dalam waktu sehari semalam.

Setelah perintah shalat diturunkan menjadi lima waktu dalam sehari semalam, dikisahkan bahwa Nabi Musa as. masih menyuruh Nabi Muhammad saw. untuk meminta keringanan. Tapi Nabi Muhammad saw. tidak berani lagi melakukannya karena malu kepada Allah, beliau pun rela dan ikhlas dengan ketentuan tersebut.

Nabi Muhammad saw. akhirnya kembali ke bumi dengan membawa perintah shalat lima waktu dalam sehari semalam seperti yang kita kenal sebagai salat Subuh, Zuhur, Asar, Magrib dan Isya.

Kemudian Malaikat Jibril berkata : “Allah telah memberikan kehormatan kepadamu dengan penghormatan yang tidak pernah diberikan kepada seorangpun dari makhluk-Nya, baik Malaikat yang terdekat maupun Nabi yang diutus. Dan Dia (Allah) telah membuatmu sampai suatu kedudukan yang tak seorangpun dari penghuni langit maupun penghuni bumi dapat mencapainya. Berbahagialah engkau dengan penghormatan yang diberikan Allah kepadamu berupa kedudukan tinggi dan kemuliaan yang tiada bandingnya. Ambillah kedudukan tersebut dengan bersyukur kepadanya karena Allah Tuhan pemberi nikmat yang menyukai orang-orang yang bersyukur”. Lalu Rasulullah saw. memuji Allah atas semua itu.

Kemudian Malaikat Jibril berkata : “Berangkatlah ke surga agar aku perlihatkan kepadamu apa yang menjadi milikmu disana sehingga engkau lebih zuhud disamping zuhudmu yang telah ada, dan sampai lah disurga dengan izin Allah SWT. Tidak ada sebuah tempat pun aku biarkan terlewatkan”. Rasulullah saw.  melihat gedung-gedung dari intan, mutiara dan sejenisnya, Rasulullah saw.  juga melihat pohon-pohon dari emas. Rasulullah saw. melihat disurga apa yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga dan tidak terlintas dihati manusia. Semua itu membuat Rasulullah saw. kagum dan untuk mengejar surgalah mestinya manusia beramal. Kemudian Nabi Muhammad saw. diperlihatkan neraka sehingga Rasulullah saw. dapat melihat belenggu-belenggu dan rantai-rantainya. Selanjutnya Rasulullah saw. turun ke bumi dan kembali ke Masjidil Haram menjelang subuh.

C.           HIKMAH PERJALANAN ISRA’ DAN MI’RAJ NABI MUHAMMAD SAW

Perintah shalat dalam perjalanan Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad saw. kemudian menjadi ibadah wajib bagi setiap umat Islam dan memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan ibadah-ibadah wajib lainnya. Sehingga, dalam konteks spiritual imaniah maupun perspektif rasional ilmiah, Isra’ Mi’raj merupakan kajian yang taidak kunjung kering inspirasi dan hikmahnya bagi kehidupan umat beragama (Islam).

Bagaimana dengan mi’raj-nya para Nabi yang lain dan para wali? Bagaimana dengan mi’raj kita sebagai muslim? Serta apa hikmahnya bagi kehidupan kita? Mari kita bahas bersama-sama.

Dalam pengertiannya, Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan suci, dan bukan sekadar perjalanan “wisata” biasa bagi Rasulullah saw. sehingga peristiwa ini menjadi perjalanan bersejarah yang akan menjadi titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah saw. Jika perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah pada tahun 662 M. menjadi permulaan dari sejarah kaum Muslimin, atau perjalanan Haji Wada yang menandai penguasaan kaum Muslimin atas kota suci Mekkah, maka Isra Mi’raj menjadi puncak perjalanan seorang hamba menuju sang pencipta (al-Khalik). Isra Mi’raj adalah perjalanan menuju kesempurnaan ruhani (insan kamil). Sehingga, perjalanan ini menurut para sufi, adalah perjalanan meninggalkan bumi yang rendah menuju langit yang tinggi.

Inilah perjalanan yang amat didambakan bagi setiap pengamal tasawuf. Sedangkan menurut Dr Jalaluddin Rakhmat, salah satu momen penting dari peristiwa Isra Mi’raj yakni ketika Rasulullah SAW “berjumpa” dengan Allah SWT. Ketika itu, dengan penuh hormat Rasulullah berkata, “Attahiyatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibatulillah”; “Segala penghormatan, kemuliaan, dan keagungan hanyalah milik Allah saja”. Allah SWT pun berfirman, “Assalamu’alaika ayyuhan nabiyu warahmatullahi wabarakaatuh”.Mendengar percakapan ini, para malaikat serentak mengumandangkan dua kalimah syahadat. Maka, dari ungkapan bersejarah inilah kemudian bacaan ini diabadikan sebagai bagian dari bacaan shalat.

Selain itu, Seyyed Hossein Nasr dalam buku ‘Muhammad Kekasih Allah’ (1993) mengungkapkan bahwa pengalaman ruhani yang dialami Rasulullah SAW saat Mi’raj mencerminkan hakikat spiritual dari shalat yang di jalankan umat Islam sehari-hari. Dalam artian bahwa shalat adalah mi’raj-nya orang-orang beriman. Sehingga jika kita tarik benang merahnya, ada beberapa urutan dalam perjalanan Rasulullah SAW ini.

Pertama, adanya penderitaan dalam perjuangan yang disikapi dengan kesabaran yang dalam. Kedua, kesabaran yang berbuah balasan dari Allah swt.  berupa perjalanan Isra Mi’raj dan perintah shalat. Dan ketiga, shalat menjadi senjata bagi Rasulullah saw. dan kaum Muslimin untuk bangkit dan merebut kemenangan. Ketiga hal diatas telah terangkum dengan sangat indah dalam salah satu ayat Al-Quran, yang berbunyi “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (Yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”

Isra’ Mi’raj juga merupakan suatu peristiwa besar yang sekarang oleh sains dan teknologi diakui, karena ternyata memang demikianlah yang bisa terjadi bahwa Rasulullah benar-benar bergerak dari Mekkah ke Palestina, dan kemudian diteruskan ke Sidratil Muntaha hanya dalam waktu tidak sampai satu malam. Sudut pandang ilmiahnya bahwa ini adalah peristiwa fenomenal dan kontroversial. Fenomena sejarah bahwa peristiwa ini belum pernah terjadi dan diyakini takkan pernah terjadi lagi.

Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Makalah Tentang Isra dan Mi’raj"

 
Copyright © 2015 TUGASKU - All Rights Reserved
Supported by Yousound
Back To Top