TUGASKU

Kumpulan Tugas Sekolah

Makalah Surat Al-Ashr


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia tidak dapat melepaskan diri dari waktu dan tempat. Mereka mengenal masa lalu, kini, dan masa depan. Kesadaran manusia tentang waktu berhubungan dengan bulan dan matahari dari segi perjalanannya (malam saat terbenam dan siang saat terbit). Memanfaatkan waktu merupakan amanat Allah kepada makhluknya. Bahkan, manusia dituntut untuk mengisi waktu dengan berbagai amal dan mempergunakan potensinya, karena manusia diturunkan ke dunia ini adalah untuk beramal. Agama melarang mempergunakan waktu dengan main-main atau mengabaikan yang lebih penting.
Kali ini penulis akan mengulas tafsir surat Al-Ashr yang berkaitan dengan pemanfaatan waktu. Surat ini terdiri dari tiga ayat, meskipun surat ini pendek, akan tetapi sangat mendalam makna yang terkandung di dalamnya. Hal-hal yang terkandung di dalamnya sangat komplek. Kekomplekkan tersebut menyangkut kebahagiaan, kesengsaraan, serta kesuksesan dan kegagalan manusia hidup di dunia. Surat tersebut terdapat dalam Al-Qur'an, Al-Qur’an sendiri merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umat manusia agar dijadikan sebagai pedoman dan petunjuk.
B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat di dalam penulisan makalah ini antara lain :
1.      Apa makna yang terkandung dalam surat Al-Ashr ayat 1-3 ?
2.      Bagaimana cara manusia bisa terbebas dari kerugian ?
3.      Apa hikmah dan hidayah mempelajari surat Al-Ashr ?
C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui makna yang terkandung dalam surat Al-Ashr ayat 1-3.
2.      Untuk mengetahui bagaimana cara manusia bisa terbebas dari kerugian.
3.      Untuk menjadikan pribadi yang lebih bertaqwa kepada Allah SWT.
D.    Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain :
1.      Untuk menambah wawasan tentang tafsir QS. Al-Ashr.
2.      Untuk memberikan pamahaman tentang QS. Al-Ashr.
3.      Untuk menjadikan iman kita bertambah kokoh.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Makna Surat Al-Ashr
artinya :
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan saling menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al Ashr).
Surat Al-Ashr merupakan sebuah surat dalam Al-Quran yang banyak dihafal oleh kaum muslimin karena pendek dan mudah dihafal. Namun sayangnya, sangat sedikit di antara kaum muslimin yang dapat memahaminya. Padahal, meskipun surat ini pendek, akan tetapi memiliki kandungan makna yang sangat dalam. Sampai-sampai Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata :
"Seandainya setiap manusia merenungkan surat ini, niscaya hal itu akan mencukupi untuk mereka." [Tafsir Ibnu Katsir 8/499].
Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah berkata ; Maksud perkataan Imam Syafii adalah surat ini telah cukup bagi manusia untuk mendorong mereka agar memegang teguh agama Allah dengan beriman, beramal shaleh, berdakwah kepada Allah, dan bersabar atas semua itu. Beliau tidak bermaksud bahwa manusia cukup merenungkan surat ini tanpa mengamalkan seluruh syari’at. Karena seorang yang berakal apabila mendengar atau membaca surat ini, maka ia pasti akan berusaha untuk membebaskan dirinya dari kerugian dengan cara menghiasi diri dengan empat kriteria yang tersebut dalam surat ini, yaitu beriman, beramal shaleh, saling menasehati agar menegakkan kebenaran (berdakwah) dan saling menasehati agar bersabar.

B.     Isi Kandungan Surat Al-Ashr
Pada ayat 1 ; Allah SWT bersumpah dengan menyebut masa. Masa berarti waktu yang dilalui manusia, maksud ayat pertama surat ini adalah agar Rasulullah dan orang-orang yang beriman memperhatikan waktu dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
Para ulama’ telah bersepakat bahwa modal manusia dalam kehidupan di dunia adalah umurnya. Jika manusia mengisi umurnya dengan amalan kebaikan, maka ia akan beruntung. Namun jika manusia mengisi umurnya dengan amalan keburukan, maka ia akan merugi.
Pada ayat 2 ; Menjelaskan bahwa kebanyakan manusia berada dalam kerugian. Melihat kenyataan hidup ini, ternyata banyak manusia yang merugi dibanding dengan yang beruntung. Kerugian yang dialami manusia ialah bahwa kesempatan hidup di dunia tidak dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan petunjuk agama. Hari-harinya hanya diisi dengan kesibukan menikmati dunia sesuai dengan keinginan hawa nafsunya tanpa ada pemikiran kalau di dunia ini hanyalah sementara dan yang kekal adalah di akhirat.
Pada ayat 3 ; Menjelaskan tentang cara yang harus ditempuh agar manusia tidak termasuk orang yang merugi. Pada ayat  ini ada empat syarat agar orang tidak merugi, yaitu beriman, beramal shaleh, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.
Pertama, orang-orang yang beriman
Syaikh Abu Bakar Al-Jazairi dalam tafsirnya berkata ; orang-orang yang beriman dikecualikan Allah dari kerugian. Mereka menjadi orang-orang yang beruntung dan tidak tergolong orang-orang yang merugi. Yang dimaksud beriman di sini adalah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, serta beriman kepada apa yang didatangkan kepada Rasulullah berupa petunjuk dan agama yang haq (Islam).
Allah SWT bersumpah demi masa  itu mengandung banyak peristiwa dan contoh yang menunjukkan kekuasaan-Nya, disamping menunjukkan betapa bijaksananya Allah. Coba lihat, apa yang terkandung dalam masa itu. Misalnya, bergantinya antara siang dan malam, yang keduanya merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah. Hal ini seperti dalam Firman Allah :
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan.” (Q.S. Fussilat : 37)
Dan lihatlah apa yang terjadi di dalamnya ; bahagia, sengsara, sehat dan sakit, kaya dan miskin, santai, capek, susah, bergembira dan lain sebagainya.
Semua itu menunjukkan kepada orang-orang yang berakal waras, bahwa alam semesta ini ada yang menciptakan dan mengaturnya. Seharusnya, Allah-lah yang disembah dan diminta, sehingga dapat menghilangkan segala bentuk kesusahan dan menarik kebaikan.
Tetapi, kaum kafir mengatakan, "Bencana dan berbagai peristiwa ini bersumber dari masa, kemudian Allah mengajarkan kepada mereka bahwa masa itu ada­lah salah satu di antara ciptaan Allah. Masa itu merupakan wadah yang di dalamnya terjadi berbagai peristiwa baik atau buruk. Jika seseorang tertimpa musibah, maka semua itu karena perbuatannya sendiri, dan masa (zaman) tidak ikut bertanggung jawab.
Kedua, orang yang beramal shaleh
Salah satu perbuatan yang akan terhindar dari kerugian yaitu amal shaleh. Amal shaleh adalah pekerjaan yang apabila dilakukan, maka suatu kerusakan akan terhenti atau menjadi tiada ; atau bisa juga diartikan sebagai suatu pekerjaan yang apabila dilakukan akan memperoleh manfaat, bukan hanya pada dirinya, tapi bagi orang di sekitarnya. Jadi, setiap orang itu haruslah bisa bermanfaat untuk dirinya dan orang lain, atau kebaikan seseorang hendaknya dapat dirasakan oleh orang lain. Orang bisa disebut orang shaleh apabila aktivitasnya mengakibatkan terhindarnya mudharat, atau pekerjaannya memberikan manfaat kepada pihak lain, serta pekerjaannya tersebut sesuai dengan ajaran islam, akal dan adat istiadat yang baik. Karena apapun perbuatan yang kita lakukan di dunia ini, semuanya akan kita pertanggungjawabkan dihadapan Allah nantinya.
Ketiga, saling menasehati supaya mentaati kebenaran
Agar tidak tergolong menjadi orang yang merugi ialah adanya kesediaan untuk menerima dan memberi nasehat tentang kebenaran. Kita sadari atau tidak, manusia mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan. Orang yang mengaku beriman harus mau menerima dan memberi nasehat menuju kebenaran yang sesuai dengan ajaran islam. Kebenaran dan kebaikan-kebaikan itu tidak akan lenyap bekas-bekasnya, baik di dunia maupun di akhirat. Hal yang baik ini tersimpulkan di dalam iman kepada Allah, mengikuti ajaran-ajaran kitab-Nya dan mengikuti petunjuk-petunjuk Rasulullah dalam seluruh tindakan, baik mengenai perjanjian atau perbuatan dan lain sebagainya.
Keempat, saling menasehati untuk menetapi kesabaran
Salah satu syarat orang tidak merugi kata Allah adalah adanya kesediaan untuk menerima dan memberi nasehat tentang kesabaran. Sabar adalah perkara yang mudah diucapkan tetapi sulit untuk dilaksanakan, tidak mudah bagi kita untuk memiliki kesabaran, karena kesabaran butuh waktu dan harus selalu melatih diri untuk membiasakan sifat kesabaran tersebut, karena persoalan hidup senantiasa mengintai kita yang terkadang persoalan yang kita hadapi sulit untuk dipecahkan dan diselesaikan hanya dengan akal pikiran dan kesabaran, tetapi juga butuh keikhlasan.
Kesabaran yang dimaksud disini adalah menekankan diri untuk tidak berbuat maksiat, sabar dalam taat kepada Allah, juga bersabar dalam menghadapi berbagai cobaan Allah untuk menguji hamba-hamba-Nya. Semuanya itu diterima dengan rela hati, lahir dan batin. Di dalam rangka menyelamatkan diri dari kerugian ini, maka umat manusia harus mengetahui kebenaran, kemudian mengikatkan dirinya dengan kebenaran tersebut.
Di dalam surat ini, Allah menjelaskan bahwa manusia itu selalu cenderung kepada kerusakan dan membawa dirinya dalam kehancuran. Kecuali orang-orang yang mendapat pemeliharaan dari Allah, dan jiwanya dibersihkan dari kecenderungan-kecenderungan yang merusak. Di dalam surat ini juga dijelaskan tentang orang yang mempercantik dirinya dengan perwatakan yang baik. Karenanya, ia beriman kepada Allah dan beramal shaleh, di samping saling memberi wasiat agar berpegang teguh kepada kebenaran dan sabar dalam menghadapi tantangan-tantangan.
Dalam menggunakan waktu ada dua yaitu :
1.      Mengisi Waktu
Al-Qur’an memerintahkan umatnya untuk memanfaatkan waktu semaksimal mungkin, bahkan manusia dituntut untuk mengisi ashr (waktu) nya dengan berbagai amal dengan mempergunakan semua daya yang dimilikinya. Dari sini ditemukan bahwa Al-Qur’an mengecam secara tegas orang yang mengisi waktunya dengan bermain tanpa tujuan tertentu atau melengahkan sesuatu yang lebih penting seperti sebagian remaja sekedar mengisi waktunya untuk berhias, menumpuk harta benda, dan memperbanyak anak dengan tujuan berbangga seperti halnya banyak dilakukan orang tua.
Kerja atau amal dalam bahasa Al-Qur’an sering kali dikemukakan dalam bentuk indefinitif (Nakiroh) bentuk ini oleh pakar bahasa dipahami sebagai pemberi makna umum sehingga amalan yang dimaksud mencakup segala macam jenis kerja, perhatikan Firman Allah  SWT dalam Surat Ali Imran ayat 195 ;
“Aku (Allah) tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan.”
Bahkan Al-Qur’an tidak hanya memerintahkan asal bekerja, tapi bekerja dengan sungguh-sungguh sepenuh hati.
2.      Menyia-nyiakan Waktu
Jika anda bertanya apakah akibat yang akan terjadi jika kita menyia-nyiakan waktu? salah satu jawaban yang paling gamblang adalah ayat pertama dan kedua surat Al-Ashr. Allah memulai surat ini dengan bersumpah Wal Ashr (Demi Masa) untuk membantah anggapan sebagian orang yang mempersalahkan waktu dalam kegagalan mereka, tidak ada sesuatu yang dinamai masa sial atau masa mujur karena yang berpengaruh adalah kebaikan dan keburukan usaha seseorang, dan Allah juga bersumpah dengan ashr yang arti harfiyahnya adalah memeras sesuatu sehingga ditemukan hal yang paling tersembunyi padanya untuk menyatakan bahwa demi masa saat manusia mencapai hasil setelah memeras tenaganya, sesungguhnya ia merugi apapun hasil yang dicapainya itu, kecuali jika ia beriman dan beramal shaleh.
Masa adalah modal utama manusia. Apabila  tidak diisi dengan kegiatan, waktu akan berlalu begitu saja ketika waktu berlalu begitu saja, jangankan keuntungan diperoleh, modalpun telah hilang. Sayyidina Ali Bin Abi Thalib ra pernah berkata : “Rezeki yang tidak diperoleh hari ini masih bisa diharapkan perolehannya lebih banyak dihari esok, tetapi waktu yang berlalu hari ini tidak mungkin kembali esok.”
C.    Asbabun Nuzul QS. Al-Ashr ayat 1-3
Surat Al-Ashr termasuk Surat Makkiyah diturunkan sesudah Surat Al-Insyirah. Menurut Muhammad Abduh, Asbabun Nuzul Surat Al-Ashr ini adalah berkaitan dengan kebiasaan masyarakat Arab yang apabila sore hari duduk bercakap-cakap membicarakan tentang berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari. Banyak pula yang bermegah-megahan asal usul nenek moyang mereka, kedudukan, serta harta kekayaan. Akibat pembicaraan yang tidak jelas arahnya ini, sering terjadi pertengkaran dan saling menyakiti hati sehingga menimbulkan pertikaian dan permusuhan.
Oleh karena itu, sebagian mereka ada yang mengutuk waktu ashar, menganggap waktu ashar adalah waktu yang celaka, waktu yang naas, menurut mereka banyak bahaya yang terjadi pada waktu ashar. Dari kejadian ini Allah menurunkan Surat Al-Ashr, yang menjelaskan tentang kerugian manusia yang menyia-nyiakan waktu ashar dan menegaskan bahwa semua manusia berada dalam kerugian dan kesesatan, terkecuali orang yang dipelihara Allah, yaitu orang-orang yang mu’min, beramal shaleh, serta nasehat menasehati dengan kebenaran dan kesabaran.


D.    Hikmah dan Hidayah Surat Al-Ashr
§  Hikmah
Adapun hikmah dari surat Al-Ashr yaitu :
1)      Sebagai petunjuk bagi manusia.
2)      Dengan benar-benar memahami surat ini, kita akan lebih menghargai waktu yang kita miliki saat ini.
3)      Kita dapat memanfaatkan waktu yang kita miliki dengan cara mengisinya dengan hal-hal yang lebih bermanfaat.
4)      Dari surat yang pendek ini Allah mengajarkan kepada kita bahwa kita berada pada tingkat yang rendah atau dalam kerugian apabila kita tidak mengembangkan diri kita dengan iman dan amal shaleh. Masyarakat kita juga menjadi masyarakat yang rendah bila kita tidak menegakkan Al-Haq dan Ash-Shabr di tengah-tengah masyarakat kita.
§  Hidayah
Adapun hidayah yang terdapat dalam surat Al-Ashr yaitu :
1)      Keimanan kepada Allah SWT yang tetap kuat dan kokoh.
2)      Amal shaleh yang merupakan buah bagi iman harus dilaksanakan.
3)      Saling berwasiat (nasehat) dalam melaksanakan kebaikan, kebenaran, dan kesabaran.
4)      Manusia yang tidak mengamalkan isi kandungan surat Al-Ashr termasuk orang yang berada dalam kerugian.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Surat Al-Ashr ayat 1-3 menerangkan tentang ; memanfaatkan waktu dengan empat pokok masalah/kegiatan yang dapat terbebas dari kerugian.
Cara manusia agar terbebas dari kerugian yaitu :
1)      Beriman
2)      Beramal sholeh
3)      Saling berwasiat pada kebenaran
4)      Saling berwasiat pada kesabaran
Dengan mempelajari surat Al-Ashr ini kita dapat lebih menghargai waktu dan memanfaatkan waktu yang kita miliki dengan hal-hal yang bermanfaat. Selain itu kita juga dapat meningkatkan keimanan kita.
B.     Saran
Tulisan ini dimaksudkan sekedar ikut memberikan sumbangan kecil dalam rangka menjelaskan bagaimana memanfaatkan waktu yang mengacu pada surat Al-Asr ayat 1-3. Dan sebaiknya kita sebagai manusia yang beriman harus mengamalkan dan mendalami isi kandungan dari surat Al-Ashr tersebut.
Akhirnya mengingat bahwa segala sesuatu tidak ada yang sempurna, maka jika para pembaca ada yang menjumpai kekeliruan pada penulisan ini, asupan pikiran dan saran dari para pembaca merupakan ilmu bagi penulis. Harapan kami semoga pembaca puas dengan adanya makalah ini.






Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Makalah Surat Al-Ashr"

 
Copyright © 2015 TUGASKU - All Rights Reserved
Supported by Yousound
Back To Top